Kamis, 15 Oktober 2009

Pakan Istimewa Untuk Hasil Yang Nyata

Peternak ayam broiler merupakan kiat bisnis yang begitu menjanjikan. Walaupun demikian perlu diperhatikan beberapa hal yang perlu dilakukan sehingga dalam menjalankan usaha ternak broiler bisa sukses. Perlu dilakukan peningkatan management sehingga produktifitas dari hasil akan meningkat. Manajemen pemilihan pakan termasuk didalamnya. Pakan yang baik adalah yang cukup mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ayam (protein, lemak, abu, serat kasar, energi, vitamin dan asam-asam amino).

Kandungan zat makanan akan dapat diketahui dengan melihat label pada karung pakan. Dengan begitu kita akan dapat dengan mudah mengetahui kandungan pakan yang akan kita butuhkan. Hal ini dapat dilihat dari standar kebutuhan zat-zat makanan pada masing-masing periode pemeliharaan yang dapat dipenuhi oleh pakan tersebut.

Yang juga tidak kalah penting tapi sering terlupakan adalah pakan tersebut harus tidak menyebabkan diare, sebab diare dapat menyebabkan litter menjadi basah sehingga konsentrasi amoniak di dalam kandang meningkat. Pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit dan problem berat badan.

Pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu). Kualitas pakan Fase Starter adalah sebagai berikut: kualitas pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal.

Fase Finisher adalah sebagai berikut: a. kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 18,1-21,2%; lemak 2,5%, serat kasar 4,5%, kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9% dan energi (ME) 2900-3400 Kcal.

Sebagai contoh pada Kemitraan Setia Budi Sragen yang menerapkan pemakaian pakan dengan kualitas/grade yang berbeda dengan populasi 30.000 ekor. Jika peternakan tersebut di bagi menjadi 3 perlakuan masing-masing 10.000 ekor yang pakannya berasal dari Grade yang berbeda yaitu Grade A, Grade B, dan Grade C diperoleh data seperti dibawah ini: Harga pakan Grade A per zak sebesar Rp.240.000,- atau Rp.4.800,-/kg. dan 1 zak pakan rata-rata menghasilkan 33 kg daging. Harga pakan Grade B per zak sebesar Rp.237.500,- atau Rp.4.750,-/kg. dan 1 zak pakan rata-rata menghasilkan 30 kg daging. Harga pakan Grade C per zak sebesar Rp.235.000,- atau Rp.4.700,-/kg. dan 1 zak pakan rata-rata menghasilkan 27 kg daging.

Dari data pemeliharaan diatas dapat lihat bahwa penggunaan pakan Grade A,B,C terdapat selisih harga masing-masing Grade sebesar Rp.2.500,-/zak atau Rp.50,-/kg. Namun dari data capaian juga terdapat perbedaan yang nyata yaitu ada selisih sekitar 3 kg daging yang dihasilkan dari tiap masing-masing pakan yang diberikan. Jika ayam sebanyak 10.000 ekor menghabiskan 500 zak pakan pakan jika 1 zak pakan bisa lebih efisien + 3 kg dari pakan grade dibawahnya maka akan menghasilkan daging lebih yaitu sebesar 1.500 kg jika dikalikan harga gading pada saat panen Rp.12.500 maka peternak akan mendapatkan keuntungan lebih banyak yaitu sekitar Rp.18.750.000,- atau 1.875/ekor atau dengan kata lain peternak akan menghemat 75 zak pakan dari pemeliharaan 10.000 ayam.

Dari pengalaman penggunaan pakan diatas semoga peternak bisa lebih memperhatikan kualitas, karena hanya dengan menambah biaya pakan Rp.2.500,-/zak atau Rp.1.250.000,- /10.000 ayam sesungguhnya setelah dikurangi biaya pakan peternak masih bisa menghemat Rp.17.500.000,-. Semoga menjadi evaluasi bagi peternak yang selama ini merugi. Semoga kedepan peternak bisa merasakan keuntungan yang nyata.
Categories: , ,

0 Komentar: