Minggu, 18 Oktober 2009

Pemanfaatan Limbah Untuk Pakan Itik

Itik yang sedikitnya mengelola 5000 ekor, idealnya bisa menghasilkan 60-80% telur sehari. Proyeksi ini tidak berlebihan apabila enam aspek dasar usaha itu dipenuhi secara benar dan tepat. Itik di Indonesia mampu menyumbangkan 1,5% daging dan 22% totol telur yang dikonsumsi masyarakat Indonesia. Itik cukup potensial diternakan karena secara ekonomi menjanjikan keuntungan. Hal itu bisa terpenuhi apabila si peternak mampu menyelenggarakan peternakan itik yang intensif, efisien, dan memenuhi skala ekonomi.

Dalam beternak itik, efisiensi bisa dimulai dari biaya produksi, antara lain dalam kualitas dan cara pemberian pakan, dana pembibitan/peremajaan, dan tepat waktu melepas itik yang tidak produktipf lagi. Diversifikasi produk juga perlu dilakukan, tidak hanya mendagangkan telur segar tetapi juga menciptakan pasar untuk telur asin atau telur olahan lainnya, telur tetas, daging itik, dan anak itik (DOD).

Persyaratan dasar agar suatu investasi dalam peternakan unggas, khususnya itik mencapai suatu skala usaha yang menguntungkan meliputi pembibitan, perkandangan, pakan, kesehatan ternak dan lingkungan, ekonomi, serta pasca panen. Keenam aspek tersebut sangat menentukan mutu produk, efisiensi, dan hasil yang berpengaruh pada penciptaan pasar serta perolehan keuntungan yang layak. Sebagai contoh dari hasilpenelitian laboratorium dan lapangan terproyeksi bahwa skala usaha beternak

Pemeliharaan itik secara intensif mengandung konsekuensi terhadap penyediaan segala hal yang dibutuhkan itik, terutama pakan. Jenis, jumlah maupun kualitas pakan yang dikonsumsi itik tergantung pada apa yang diisediakan oleh peternak, sehingga peternak perlu mempunyai pengetahuan yang sepadan dengan kebutuhan gizi ternak itik yang dipelihara. Pada umumnya masih banyak dijumpai adanya pertimbangan ekonomi dari pada pertimbangan teknis kebutuhan ternak. Jenis pakan yang diberikan setiap peternak agak berbeda, hal ini tergantung dari ketersediaan bahan yang ada disekitarnya.

BPTP Jakarta
Categories: ,

0 Komentar: