Rabu, 14 Oktober 2009

Prolapsus Uteri Pada Sapi

Prolapsus uteri adalah mukosa uterus keluar dari badan melalui vagina secara total ada pula yang sebagian. Pada umumnya terjadi pada sapi perah yang berumur lebih 4 tahun. Prolapsus atau pembalikan uterus sering terjadi segera sesudah partus dan jarang terjadi beberapa jam sesudah itu.

Pada sapi perah prolapsus uteri sering terjadi pada hewan yang selalu dikandangkan dan melahirkan di kandang dengan bagian belakang lebih rendah daripada bagian depan. Prolapsus uteri sering terjadi pada sapi yang sudah sering melahirkan dan hewan yang telah berumur tua dan makanan yang kurang baik selama hewan itu dipelihara dalam kandang, menyebabkan keadaan ligamenta penggantung uterus menjadi kendor, lemah dan tidak cepat kembali ke posisi sebelum bunting.

Predisposisi terhadap prolapsus uteri menurut Toeliehere (1985) adalah pertautan mesometrial yang panjang, uterus yang lemah, atonik dan mengendur, retensi plasenta pada apek uterus bunting dan relaksasi daerah pelvis yang berlebihan.

Tanda-tanda prolapsus uteri cukup jelas. Hewan biasanya berbaring tetapi dapat pula berdiri dengan uterus menggantung ke belakang. Selaput fetus dan atau selaput mukosa uterus terbuka dan biasanya terkontaminasi dengan feses, jerami, kotoran atau gumpalan darah. Uterus biasanya membesar dan udematus terutama bila kondisi ini telah berlangsung 4-6 jam atau lebih. Pada kebanyakan kasus dimana kondisi terlihat cukup awal dan segera dimintakan pertolongan dokter hewan, hewan masih dapat berdiri dan uterus tidak mengalami cidera berat maka prognosa cukup baik, angka kematian kurang dari 5%. Prognosa jelek biasnya berlaku pada sapi yang dilepas di lapangan rumput dan prolapsus uteri tidak dapat diamati dan tidak dilaporkan secara cepat.

Jika prolapsus hanya sebagian saja maka besarnya penonjolan mukosa uterus mungkin hanya sebesar tinju, mungkin sebesar kepala atau dapat pula lebih besar lagi. Bila prolapsus ini total maka sampai servik pun ikut tertarik keluar oleh beratnya uterus yang telah keluar dan memberikan pandangan yang sangat mengejutkan seolah-olah ada sekarung beras 20-30 kg tergantung di belakang sapi, berwarna merah tua dan kotor karena sekundinae yang masih melekat pada karunkula.

Penanganan prolapsus dipermudah dengan handuk atau sehelai kain basah. Uterus dipertahankan sejajar vulva sampai datang bantuan. Uterus dicuci bersih dengan air yang dibubuhi antiseptika sedikit. Uterus direposisi. Sesudah uterus kembali secara sempurna ketempatnya, injeksi oksitosin 30-50 ml intramuskuler. Kedalam uterus dimasukkan larutan tardomisol (TM) atau terramisin. Dilakukan jahitan pada vulva dengan jahitan Flessa atau Buhner. Jahitan vulva dibuka dalam waktu 24 jam. Dalam waktu tersebut servik sudah menutup rapat dan tidak memungkinkan terjadinya prolapsus. Penyuntikan antibiotik secara intramuskuler diperlukan untuk membantu pencegahan infeksi uterus.

0 Komentar: